Oleh H Abdul Fatah Yasran *
Pada harian
Republika, Ahad, 17 Juli 2011, tulisan Heri Rustan pada berbagai halaman
Islam digest,
mulai halaman B1 dengan judul Gerakan Salafiyah dan B6 dan B7 dengan
judul yang berbeda-beda, tapi isinya hampir sama, mendorong untuk
ditulis tentang Salafiyah yang pengertiaannya tidak sama dengan apa yang
ditulis dalam harian tersebut.
Apa yang ditulis dalam harian
tersebut adalah Salafiyah versi Wahaby, atau Salafiyah Wahabiyyah,
orangnya disebut salafy wahaby, Orang tersebut tampamgnya kelihatan
santun, alim, berjenggot, kalau pakai celana, sarung cingkrang, sehingga
ada orang yang mengatakan Islam Jenggot.
(Perlu saya sampaikan disini bahwa berjenggot dan celana cekak itu memang sunnah Rosul)
Mereka senang sholat berjama`ah di belakang kita orang orang–orang
nahdliyyin di masjid, di musholla dan mereka aktif sekali, meskipun ada
perbedaan, antara lain kalau kita qunut kita mengangkat tangan, mereka
tidak mengangkat tangan, kalau kita wiridan dengan suara keras mereka
tidak, dan kalau kita setelah wiridan berdoa`mereka bubar tidak mau
berdoa. Ingat bila kita lengah mengurus musholla, mesjid kita, yang
mereka tadinya hanya berjama`ah, ada kesempatan, mereka akan menjadi
imam, dan seterusnya bisa akan menguasai masjid, musholla kita, menurut
aturan mereka.
Hal ini sudah banyak terjadi diberbagai daerah dan
tempat. Sehingga ada sebutan mereka “pemakan masjid”. Para muballigh
mereka dapat ditandai selalu menyampaikan ada yang jelas dan yang
samar-samar tentang syirik, musyrik,
khurofat, takhayul, bid`ah,
bid`ah dlolalah. Baik berbentuk ayat-ayat Al Qur`an maupun khadist atau keterangan penjelasan, sampai sampai pada acara
walimah/aqad
nikah mereka menyampaikan kata-kata itu, walaupun tidak sesuai. Volume
Suara dan nadanya keras melengking, berbeda dengan orang-orang
nahdliyyin umumnya yang disampaikan f
adlo`ilil a`mal dan
disesuaikan dengan acaranya, sering diselingi humur-humor yang
mencerahkan suasana. Mereka menamakan dirinya salafy, tetapi salafi
wahaby, bukan kita, mereka
emoh (tidak mau) muludan katanya itu bid`ah, setiap
bid`ah dlolalah, emoh pula tahlilan katanya percuma pahalanya tidak sampai kepada si mayit,
emoh pula ziarah qubur, tawassul katanya syirik.
Disebut
salafy wahaby karena ajaran mereka dari Muhammad bin Abdul Wahab, yang
ajarannya didukung dan dibiayai dari dulu sampai sekarang oleh Kerajaan
Saudi Arabia. Kerajaan Saudilah yang menghancurkan dan merobohkan
tempat-tempat bersejarah Islam di Hijaz, meratakan kuburan-kuburan para
Au`liya, para sahabat nabi dengan alasan tempat-tempat kesyirikan,
bahkan sampai-sampainya kuburan Rasullullah Muhammad Saw dan kedua
sahabatnya Sayyidina Abu Bakar Sidiq dan Sayyidina Umar akan dihancurkan
pula. Tapi
Alhamdulillah kita besyukur bahwa kuburan
Rasulullah Muhammad Saw dan kedua sahabatnya masih ada sampai sekarang,
tidak jadi diratakan, berkat perjuangan tim Hijaz yang dipimpin oleh KH
Abdul Wahab Hasbullah utusan dari Nahdlatul Ulama, menemui Raja Saudi
memohon agar kuburan Nabi Muhammad Saw dan kedua sahabatnya tidak
diratakan, dan amalan ibadah menurut Mazahibil Arba`ah tetap bisa
dilaksanakan di Masjidil Harom dan Masjid Nabawy. Permohonan itu
sebagian diterima, mengingat yang mengirim tim ini dari Nahdlatul Ulama
(artinya kebangkitan para ulama)
Kaum Wahaby menghancurkan kuburan-kuburan para Au`lia para sahabat, bahkan tempat-tempat bersejarah Islam seperti tempat
Sayyidatina Khodijah
sekarang ini dijadikan toilet Masjidil Haram, rumah kelahiran nabi akan
pula dihancurkan, tetapi takut dengan dunia Islam, untuk mengelabuhi
menjadikannya
maktabah/perpustakaan, tetapi mengapa ditutup
terus dan dijaga ketat oleh askar Sa`udy. Pada zaman Nabi Muhammad SAW,
kemudian para sahabat, tabi`in dan seterusnya berabad-abad
bangunan-bangunan itu dipelihara dengan baik, dan aman tidak
dihancurkannya. Pada zaman Rosul pada waktu
fatkhu Makkah yang
dihancurkan adalah berhala berhala yang menglilingi Ka`bah. Mereka telah
melakukan bid`ah besar-besaran dan berbahaya meskipun katanya mereka
anti bid`ah.
Pengertian Salafiyah menurut etimologi berdasarkan kamus
Al Misbakhul Munir dari kata dasar (
masdar) سلوف , wazan قعد يقعد قعودا
isim fa`ilnya سالف
jama`nya سلف atau سلاف di kamus
Al Munjid dari kata dasar (
masdar) سلف , سلف يسلف سلفا artinya telah berlalu dan selesai, orang-orang dulu/lama, dari kata
salaf mendapat tambahan
ya` nisbah (ya` artinya golongan) sehingga menjadi kata salafy, kalau kata yang sebelumnya
mu`annats, maka
ditambah ta` ta`nits sehingga menjadi salafiyah contoh : المدرسة
السلفية - المؤسسة السلفية - المعهد السلفي الشافعي
Kalau kita biasanya sering menyebut salaf dengan dengan
assalafus sholih, artinya orang- orang dulu yang baik, itu yang kita ikuti ajaran dan perilaku mereka.
Pengertian salaf dan kholaf Mazhab ulama Salaf adalah ajaran ulama yang hidup pada abad ke 3 ke bawah dari hijriyah tentang ayat-ayat
musytabihaat dan hadist-hadist
musytabihaat,
ayat atau hadist yang seakan-akan Allah menyerupai dengan mahluk. Ulama
Salaf menyerahkan pengertian itu pada teks bunyi ayat/hadist itu dengan
syarat bahwa pengertian itu tidak menyerupai mahluk. Memang Allah SWT
mempunyai sifat wajib
aqly mukholafatu lilkhawadisti artinya bahwa Allah SWT secara akal tidak sama dengan mahluknya. Dan firman Allah sendiri dalam Al Qur`an surat
Assyura ayat
11: ليس كمثله شئ وهو السميع البصير artinya : tidak ada sesuatu yang
menyerupai Allah dan Dia maha mendengar dan maha melihat. Ayat-ayat
musytabihaat dan hadist-hadist
musytabihat antara lain pada
surat Thoha ayat 5 : الرحمن على العرش استوى arti tekstualnya : Tuhan
yang maha pengasih menempati di atas arsy. Ulama Salaf memahami
pengertian menempati
ya menempati, tetapi bagaimana menempatinya Allah tidak sama dengan mahluk, kita tidak boleh membayangkannya. Ayat
musytabihat lagi
misalnya pada surat Al Fatkh ayat 10 : يد الله فوق أيديهم arti
tekstualnya : Tangan Allah di atas tangan-tangan mereka. Ulama salaf
mengartikan tangan
ya tangan tetapi tidak menyamai dengan
tangan mahluk, kita tidak boleh membayangkannya, kita serahkan
pengertian itu sepenuhnya kepada Allah Swt.
Berbeda dengan ulama
kholaf yaitu ulama usul yang hidup pada abad ke 3 ke atas. Ulama
kholaf menguatirkan
kalau pengertian itu apa adanya, bisa bisa orang awam memahaminya
salah, akhirnya menyamakannya dengan makhluk, karena itu ulama kholaf
menta`wil/memindahkan arti yang sebenarnya dengan arti lain. Seperti
pada إستوى pada surat Thoha ayat 5 dita`wil dengan إستولى yang artinya
menguasai, sehingga ayat tadi artinya : Tuhan yang maha pengasih
menguasai di atas
arsy. Begitu pula pada ayat 10 surat
Al Fatkh
يد dita`wil dari arti tangan menjadi قدرة artinya kekuasaan sehingga
artinya kekuasaan Allah berada di atas kekuasaan-kekuasaan mereka.
Penta`wilan semacam ini memang biasa berlaku pada bahasa Arab.
Sebagaimana diterangkan dalam ilmu
Al Balaghoh khususnya pada
Al Bayan Al Ma`any. Masih banyak ayat-ayat/hadist-hadist
musytabihat yang lain, tadi sebagai contoh. Kedua golongan ulama ini,
Kholaf dan Salaf dalam
usuluddin termasuk Ahlussunnah wal Jama`ah.
Salafiyah identik d Nahdlatul Ulama
Banyak para ulama/kyai/haba`ib menyebut Salafiyyah yang dimaksud
adalah Ahlussunnah wal jama`ah. Seperti Yayasan Pendidikan Salafiyah.
Maksudnya bahwa yayasan itu mengelola pendidikan yang berdasarkan ajaran
Islam ahlussunnah wal jama`ah. Yaitu ajaran Islam yang mendasarkan
ajarannya bersumber kepada : Al Qur`an, Hadist,
ijma`dan
qiyas.
Dalam memahami sumber- sumber tadi dalam beraqidah mengikuti pola
pikir Imam Abu Hasan Al Asy`ary dan Imam Abu Mansur Al Maturidy, dalam
fiqih mengikuti hasil ijtihad salah satu dari empat madzhab ; Imam Abu
Khanifah, Imam Malik, Imam Syafi`i dan Imam Ahmad bin Hambal. Di bidang
tasawwuf mengikuti antara lain Imam Ghozali dan Imam Junaid Al Baghdady
serta imam-imam yang lain. Dengan demikian Salafiyah di sini tidak sama
dengan salafiyah yang ditulis oleh Heri Rustan pada harian
Republika tanggal : 17 juli 2011 yang katanya emoh madzhab, tidak boleh taklid.
Demikian
pula kata Salafiyyah identik dengan Nahdlatul Ulama, yang juga sama
pengertiannya dengan Ahlussunnah wal Jama`ah, Cuma bedanya kalau
Ahlussunnah wal Ja ma`ah itu mendunia (kata yang dipakai di
internasional ) tapi NU dipakai di Indonesia saja, meskipun NU juga
punya cabang-cabang istimewa di luar negeri. Kata Salafiyah sama dengan
NU. Khususnya pada tahun 1960 an, saat NU menjadi partai politik, dan
ada larangan pemerintah partai politik tidak boleh mempunyai lembaga
pendidikan formal. Maka tidak sedikit madrasah/sekolah yang bernama NU
berubah menjadi salafiyah. Seperti MINU dari berbagai daerah berubah
menjadi MIS (Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah) atau MSI (Madrasah Salafiyah
Ibtidaiyah). Tapi tidak semua kata NU di belakang sekolah berubah
menjadi Salafiyah, ada yang berubah dengan mengambil tokoh-tokoh NU,
seperti SMP NU berubah menjadi SMP Wahid Hasyim, SMA NU berubah menjadi
SMA Hasyim Asy`ari. SD NU berubah menjadi SD Gusdur. Ada pula perubahan
NU dengan mengambil lambang NU. Misalnya MTs Bintang Sembilan. SMK 45.
Dan lain sebagainya. Tetapi sa`at ini banyak pula yang kembali nama NU
diletakkan dibelakang nama sekolah/madrasah, seperti di Kabupaten
Kendal, Kudus Jawa Tengah. Dari RA sampai MA dari SD sampai SMA/SMK
menggunakan nama Nahdlatul Ulama.
Bisa juga ada perbedaan antara
nama sekolah yang diberi nama Salafiyah dan NU, Kalau sekolah yang
didirikan dengan nama Salafiyah adalah sekolah yang didirikan dan diurus
oleh orang–orang NU dan juga ajaran agamanya seperti NU tapi tidak ada
hubungan struktural dengan Jam`iyah NU, beda dengan sekolah/madrasah
yang diberi nama NU mungkin dan kebanyakan ada hubungan dengan sruktural
kelembagaan NU, misalnya SMP NU itu didirikan oleh ranting NU
kelurahan anu. SMK NU itu didirikan dan diurus oleh PCNU Kota
Pekalongan. Jadi Yayasan Salafiyah kita, MA Salafiyah Pekalongan, SMP
Salafiyah Pekalongan, Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah kita, ajaran agama
Islamnya sesuai dengan Ahlussunnah wal jama`ah dan sama dengan Nahdlatul
Ulama secara kultural.
Nama
salaf terkadang dipakai di
belakang kata kitab seperti pondok pesantren itu semuanya menggunakan
kitab-kitab salaf, artinya bahwa kitab-kitab yang dipakai susunan dan
karangan ulama ulama yang berdasarkan Ahlussunah, dan kitabnya berbahasa
Arab dengan tidak
bersyakal (
harokat)
Istilah salafiyah oleh pemerintah.Istilah
Salafiyah juga
dipakai oleh pemerintah dalam aturan tertentu, punya arti yang lain
lagi seperti pada SKB (surat keputusan bersama Menteri Pendidikan
Nasional dan Menteri Agama no : 1/U/KB/2000 dan no MA/86/2000 tentang
Pondok Pesantren Salafiyah sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9
tahun. Pengertian Pondok Pesantren Salafiyah disini maksudnya pondok
pesantren yang tidak mempunyai lembaga pendidikan formal, seperti SD/MI,
SMP/Mts. SMA/MA dan SMK/MAK. Pada Ponpes Salafiyah di Madrasah Diniyyah
tingkat
ula (dasar) disamakan dengan SD/MI dan pada tingkat
wustho (menengah)
disamakan dengan SMP/MTs sebagai bagian dari pola wajib belajar
Pendidikan Dasar 9 tahun, menerima bantuan operasional sekolah (BOS).
* Ketua Yayasan Salafiyah Pekalongan juga salah satu Wakil Rais PCNU Kota Pekalongan periode 2007 - 2012
Referensi : http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,4-id,37161-lang,id-c,kolom-t,Salafiyah++Satu+Istilah+dengan+Pengertian+Berbeda-.phpx