STRATEGI
PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH (SPBM)
Disusun dalam rangka perkuliahan Dosen :
Dra.
Sri Ken Kustianti, M.Pd
Nama
Kelompok :
1.
Oetari
Listiani (A1G012030)
2.
Yolanda Tirta Sari (A1G012032)
3.
M.
Asip (A1G012040)
Kelas/Semester :
2A
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb.
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, dengan rahmat serta kasih
sayang-Nya telah memberi kesempatan dan kemudahan kepada kami dalam mewujudkan
sebuah makalah strategi pembelajaran yang membahas mengenai Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM).
Makalah
ini di harapkan dapat bermanfaat dan di gunakan oleh kita semua, terkait dengan
materi strategi pembelajaran.
Adapun
materi yang kami bahas dalam makalah ini adalah mengenai apa itu strategi
pembelajaran berbasis masalah, konsep-konsep serta karakteristik SPBM, dan
Hakikat masalah yang ada di dalam SPBM, serta bagaimana tahapan-tahapan SPBM
dan apa keunggulan serta kelemahan SPBM itu sendiri.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan mempunyai banyak sekali
kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mohon agar para pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum
wr.wb.
Bengkulu,
17 Maret 2013
Tim
penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Halaman
judul .................................................................................... 1
Kata
Pengantar.................................................................................... 2
Daftar
Isi.............................................................................................. 3
Bab 1 Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang........................................................................... 4
1.2.
Rumusan Masalah ................................................................. ... 4
1.3.
Tujuan Pembahasan .............................................................. 4
1.4.
Manfaat Pembahasan ............................................................ 5
Bab 2 Pembahasan
2.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah............. 6
2.2. Konsep Dasar dan KrakteristiK SPBM................................ 6-7
2.3. Hakikat masalah dalam SPBM............................................. 7-8
2.4. Tahapan-tahapan SPBM....................................................... 8-10
2.5. Keunggulan dan Kelemahan SPBM ..................................... 10-11
Bab
3 Penutup
3.1. Kesimpulan .......................................................................... 12
3.2. Saran .................................................................................... 12
Daftar Pustaka ................................................................................ 13
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dalam
penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya
guru sudah mempersiapkan apa yang hrus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan
agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
Dilihat dari aspek psikologi belajar
SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Dilihat
dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk
mempersiapkan anak didik agar dapat
hidup di masyarakat, maka SPBM merupakan strategi yang memungkinkan dan sangat
penting untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan pada kenyataannya setiap manusia
akan selalu dihadapkan kepada masalah, dari mulai masalah sederhana sampai
kepada masalah yang kompleks. Dilihat dari konteks perbaikan kualitas
pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran.
1.2.
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu strategi pembelajaran berbasis masalah ?
2. Bagaimana
konsep dasar dan karakteristik strategi pembelajaran berbasis masalah ?
3. Apa
hakikat masalah yang ada dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ?
4. Bagaimana
tahapan-tahapan strategi pembelajaran berbasis masalah ?
5. Apa
keunggulan dan kelemahan strategi pembelajran berbasis masalah ?
1.3.
Tujuan
Pembahasan
Dalam
rangka proses pembelajaran tentu kita sebagai seorang pendidik harus mengetahui
strategi pembelajaran seperti apa yang cocok diterapkan dalam prses
pembelajaran. Dalam hal ini setelah membahas strategi pembelajaran berbasis
masalah ini kita dapat memahami strategi pembelajaran berbasis masalah itu
seperti apa, dalam kondisi seperti apa strategi ini cocok diterapkan, dan
bagaimana konsep dasar serta karakteristik strategi pembelajaran masalah ini.
Selain itu juga kita dapat memahami tahapan-tahapan untuk melaksanakan strategi
pembelajaran berbasis masalah serta dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan
strategi pembelajaran berbasis masalah ini, agar dalam prose pembelajaran dapat
berlangsung lebih efektif.
1.6. Manfaat Pembahasan
Dari
mempelajari hal-hal yang ada dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini
kita dapat mengetahui bahwa, dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM
bersandarkan kepada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman, dan diilihat
dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk
mempersiapkan anak didik agar dapat
hidup di masyarakat, maka SPBM merupakan strategi yang memungkinkan dan sangat
penting untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan pada kenyataannya setiap manusia
akan selalu dihadapkan kepada masalah, dari mulai masalah sederhana sampai kepada
masalah yang kompleks, serta di lihat dari konteks perbaikan kualitas
pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran dan meningkatkan keefektifan
proses pembelajaran yang dilaksanakan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah.
Dalam
pelaksanaannya, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya
guru sudah mempersiapkan apa yang hrus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan
agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
Dilihat
dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif yang
berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta,
tetapi suatu proses interaksi secara sadar anatara individu dengan
lingkungannya.
Dilihat
dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk
mempersiapkan anak didik agar dapat
hidup di masyarakat, maka SPBM merupakan strategi yang memungkinkan dan sangat
penting untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan pada kenyataannya setiap manusia
akan selalu dihadapkan kepada masalah, dari mulai masalah sederhana sampai
kepada masalah yang komplek, dari mulai masalah pribadi sampai kepada masalah
keluarga, masalah sosial kemasyarakatan, masalah negara sampai kepada masalah
dunia. SPBM inilah diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap
individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Dilihat
dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem
pembelajaran. Kita menyadari selama ini kemampuan siswa untuk dapat
menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya manakala
siswamenghadapi masalah, walaupun masalah itu dianngap spele, banyak siswa yang
tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. Tidak sedikit siswa yang mengambil
jalan pintas, misalnya dengan mengkonsumsi obat-obat terlarang atau bahkan
bunuh diri hanya gara-gara ia tidak sanggup menyelesaikan masalah.
2.2. Konsep Dasar dan Karakteristik SPBM
SPBM
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada
prose penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama
SPBM, yaitu :
1.
SPBM merupakan merupakan rangkaian
aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan
yang harus dilakukan siswa. SPBM tidak mengharapkan siswa hanya sekadar
mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi
melalui SPBM siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data,
dan akhirnya menyimpulkan.
2.
Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah. SPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses
pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses
pembelajaran.
3.
Pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan
metode ilmiah adalah prose berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini
dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah
dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu. Sedangkan empiris artinya prose
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Untuk
mengimplementasikan SPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki
permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa diambil dari
buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa
kemasyarakatan.
Strategi
pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan jika :
1.
Manakala guru menginginkan agar siswa
tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan
memahaminya secara penuh.
2.
Apabila guru bermaksud untuk
mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan
menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi
baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan
kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.
3.
,anakala guru menginginkan kemampuan
siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
4.
Jika guru ingin mendorong siswa untuk
lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.
5.
Jika guru ingin agar siswa memahami
hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya
(hubungan antara teori dengan kenyataan).
2.3. Hakikat Masalah dalam SPBM
Perbedaan antara
strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dengan strategi pembelajaran berbasis
masalah (SPBM) meliputi : pada jenis masalah dan tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran.
Masalah
dalam SPI adalah masalah yang bersifat tertutup. Artinya, jawaban dari semua
masalah sudah itu sudah pasti, oleh sebab itu jawaban dari masalah yang dikaji
itu sebenarnya guru sudah mengetahui dan memahaminya, namun guru secara tidak
langsung menyampaikannya kepada siswa. Dalam SPI tugas guru pada dasarnya
adalah menggiring siswa melalui proses
tanya jawab pada jawaban yang sebenarnya sudah pasti. Tujuan yang ingin di
capai oleh SPI adalah menumbuhkan keyakinan dalam diri siswa tantang jawaban
dari suatu masalah.
Sedangkan
Masalah dalam SPBM adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya jawaban dari
masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan
kemungkinan jawaban. Dengan demikian, SPBM memberikan kesempatan pada siswa
untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai oleh SPBM adalah
kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk
menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris
dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Hakikat
masalah dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi
yang diharapka, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan.
Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan,
atau kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak
terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan juga dapat
bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu sesuai kurikulum yang berlaku.
Kriteria
pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM adalah :
1.
Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu
yang mengandung konflik (conflict issue) yang bisa bersumber dari berita,
rekaman, video, dan yang lainnya.
2.
Bahan yang dipilih adalah bahan yang
bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan
baik.
3.
Bahan yang dipilih merupakan bahan yang
berhubungan dengan kepentingan orang banyak (universal), sehingga terasa
manfaatnya.
4.
Bahan yang dipilih merupakan bahan yang
mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
5.
Bahan yang dipilih sesuai dengan minat
siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.
2.4. Tahapan-tahapan SPBM
John Dewey
seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah SPBM yang
kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu :
1.
Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa
menentukan masalah yang akan dipecahkan.
2.
Menganalisis masalah, yaitu langkah
siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
3.
Merumuskan hipotesis, yaitu langkah
siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
4.
Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa
mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
5.
Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa
mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan
hipotesis yang diajukan.
6.
Merumuskan rekomendasi pemecahan
masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan
sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
David Johnson &
Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBM melalui kegiatan kelompok, yaitu :
1.
Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan
masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa
menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa
meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk
dipecahkan.
2.
Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan
sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor baik faktor
yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian
masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada
akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat
dilakukan sesuai dengan jenis penghamba yang diperkirakan.
3.
Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji
setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini
setiap siswadidorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi
tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan.
4.
Menentukan dan menerapkan strategi
pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat
dilakukan.
5.
Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses
maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi tehadap seluruh kegiatan
pelaksanaan kegiatan, sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat
dari penerapan strategi yang diterapkan.
Sesuai
dengan tujuan SPBM, yaitu untuk menumbuhkan sikap ilmiah dari beberapa bentuk
SPBM yang dikemukakan para ahli, maka secara umum SPBM dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut, yaitu:
1.
Menyadari masalah.
Implementasi
SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya maslah yang harus dipecahkan. Pada
tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap
yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus
dicapai siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap
kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkin pada tahap
ini siswa dapat menemukan kesenjangan lebih dari satu, akan tetapi guru dapat
mendorong siswa agar menentukan satu atau dua kesenjangan yang pantas dikaji
baik melalui kelompok besar atau kelompok kecil atau bahkan individual.
2.
Merumuskan masalah.
Bahan
pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya
difokuskan pada masalah apa yang pantas dikaji. Rumusan masalah sangat penting,
sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi
tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa saja yang harus dikumpulkan
untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam langkah ini
adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkan
pengetahuannya untuk mengkaji, merinci, dan menganalisis masalah sehingga pada
akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas, spesifik, dan dapat dipecahkan.
3.
Merumuskan hipotesis.
Sebagai
proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir deduktif dan
induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh
ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkandari siswa dalam tahapan ini adalah
siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan.
Melalui analisis akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan
berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. Dengan demikian, upaya yang dapat
dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis
yang diajukan.
4.
Mengumpulkan data.
Sebagai
proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikir ilmiah merupakan
hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai
hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada. Proses berpikir
ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang di dasarkan pada
pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk
mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada tahap ini adalah
kecakapan siswa untuk mengumpulkan memilah data, kemudian memetakan dan
menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah dipahami.
5.
Menguji hipotesis
Berdasarkan
data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang diterima
dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini
adalah kecakapan dalam menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat
hubungannya dengan masalah yang dikaji. Disamping itu diharapkan juga siswa
dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.
6.
Menentukan pilihan penyelesaian
Menentukan
pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM. Kemampuan yang
diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian
yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang
akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk
memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
2.5. Keunggulan dan Kelemahan SPBM
SPBM memiliki
beberapa keunggulan, yaitu :
1)
Pemecahan masalah (problem solving)
merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
2)
Pemecahan masalah (peoblem solving)
dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
kemampuan baru bagi siswa.
3)
Pemecahan masalah (problem solving)
dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4)
Pemecahan masalah (problem solving)
dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami
masalah dalam kehidupan nyata.
5)
Pemecahan masalah (problem solving)
dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah
itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil
maupun proses belajarnya.
6)
Melalui Pemecahan masalah (problem
solving) bisa memeperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran
(matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara
berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar
belajar dari gur atau dari buku-buku saja.
7)
Pemecahan masalah (problem solving)
dianggap lebih menyenangkan da disukai siswa.
8)
Pemecahan masalah (problem solving)
dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk dapat berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
9)
Pemecahan masalah (problem solving)
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
10)
Pemecahan masalah ( problem solving)
dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun
belajar pada pendididkan formal telah berakhir.
Disamping
keunggulan, SPBM juga memiliki beberapa kelemahan yang meliputii:
1) Manakala
siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
2) Keberhasilan
strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan.
3) Tanpa
pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari.
BAB 3
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
SPBM
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada
prose penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. 3 ciri utama SPBM,
yaitu : SPBM merupakan merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam
implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, aktivitas
pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, SPBM menempatkan masalah
sebagai kata kunci dari proses pembelajaran , Pemecahan masalah dilakukan
dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
secara
umum SPBM dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu: Menyadari
masalah, Merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji
hipotesis, menentukan pilihan penyelesaian masalah. Selain itu juga strategi
pembelajaran berbasis masalah ini memiliki kekurangan dan kelebihan, disini
peran guru sangat diperlukan untuk bisa menciptakan suasan belajar yang
efektif.
3.2.
Saran
Sebagai calon tenaga pendidik kita seharusnya mengerti dan memahami
cara dan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan peserta didiknya dalam
proses belajar dan mengajar, sehingga kita mengetahui dan memahami pula
strategi apa yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran, guna untuk menciptak
proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
untuk anak didik, karena berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran bukan hanya
dinilai dari hasil evaluasi tetapi juga dalam proses pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Prof.
Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
www. Wikipedia.com